(Lanjutan
kaedah kesembilan)
Kebenaran
hanya satu, sedangkan kebatilan itu banyak, namun semuanya kembali
kepada dua fitnah : mengikuti syahwat dan syubhat!
Allah
Ta'ala
berfirman
:
وَأَنَّ
هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ
ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ
بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ
وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(153)
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang
lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kalian
bertakwa.
Ayat
di atas dijelaskan maksudnya oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam
dalam hadits shahih dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu
dalam Musnad
Imam
Ahmad berkata :
خَطَّ
لَنَا رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم
خَطًّا ثُمَّ قَالَ :
هَذَا
سَبِيلُ الله، ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ
يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ:
هَذِهِ
سُبُلٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا
شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ، ثُمَّ
قَرَأَ:
﴿وَإِنَّ
هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ
وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ ، فَتَفَرَّقَ
بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ﴾
“Rasulullah
shallallahu
'alaihi wa sallam menggaris
sebuah garis untuk kami, kemudian beliau bersabda : 'Ini adalah jalan
Allah', kemudian beliau menggaris garis-garis di kanannya dan di
kirinya, kemudian beliau bersabda: 'Ini adalah jalan-jalan (lain),
pada setiap jalan dari jalan-jalan tersebut ada setan yang mengajak
(manusia) kepadanya', kemudian belaiu membaca (ayat yang artinya) :
Dan
bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya. ”.
Setan
yang disebutkan dalam hadits di atas mengajak kepada kesesatan (jalan
setan), maka ketahuilah ajakan setan itu ada dua macam, dan kedua
macam ajakan setan itu diibaratkan dua kelompok jalan di kedua sisi
jalan yang lurus dalam hadits di atas.
Adapun
kedua ajakan atau godaan setan itu adalah ajakan kepada mengikuti
syahwat, dan mengajak kepada mengikuti syubhat. Setan tidak peduli
dengan ajakan yang mana ia berhasil menyesatkan manusia. Apabila
setan melihat tipe orang yang suka teledor dan malas, maka ia goda
orang itu dengan jebakan mengikuti syahwat.
Namun
apabila setan melihat tipe orang yang semangat beribadah dan suka
menjaga diri dari maksiat, maka ia goda orang itu dengan jebakan
syubhat.
Sebagaimana
ucapan sebagian Salafush Sholeh :
ما
أمر الله سبحانه بأمر إلا وللشيطان فيه
نزغتان:
إما
إلى تفريط وتقصير، وإما إلى مجاوزة وغلوّ.
ولا
يبالى بأيهما ظفر
“Allah
Subhanahu tidaklah memerintahkan dengan suatu perintah kecuali setan
memiliki dua model tipu daya: (Pertama) jebakan menelantarkan dan
teledor (terhadap perintah-Nya), atau jebakan melampaui batas dan
berlebihan. Sedangkan setan tak peduli dengan model tipu daya mana ia
dapat berhasil (menggoda manusia)”.
Ibnul
Qoyyim rahimahullah
mengatakan :
وقَد
نصَبَ الله سبحانه الجسرَ الَّذي يمُرُّ
النَّاس منْ فوقِه إلى الجنَّة، ونصبَ
بجانِبَيه كلاليبَ تَخطف النَّاسَ
بأعمالهم ، فهكَذا كَلاليبُ الباطل مِن
تَشْبيهات الضَّلال وشَهوات الغَيِّ
تمنَع صاحبَها من الاستقامة على طريق
الحقِّ وسلوكِه ، والمعصومُ من عصَمَه
الله
“Allah
Subhanahu
telah
memasang jembatan (Ash-Shiroth)
yang manusia melalui diatasnya untuk sampai ke surga, dan Allah-pun
memasang di kedua sisi jembatan tersebut besi-besi penyambar yang
menyambar manusia sesuai dengan perbuatan mereka (sewaktu di dunia),
maka demikian pula 'penyambar-penyambar yang batil', baik berupa
fitnah syubhat yang menyesatkan dan fitnah syahwat yang menyimpangkan
(dari kebenaran), keduanya menghalangi dari istiqomah di jalan yang
haq dan menghalngi (seseorang) ketika menitinya. Sedangkan orang yang
terjaga (dari penyambar-penyambar) tersebut adalah orang yang dijaga
oleh Allah”
Al-Qur`an
Al-Karim obat penyakit hati
Dan
obat dari dua induk penyakit hati tersebut adalah Al-Qur`an Al-Karim,
Allah Ta'ala
berfirman
dalam surat Yunus ayat ke-57:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ
مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ
لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِلْمُؤْمِنِينَ
(57)
Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan obat bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Dan
Ibnul
Qoyyim rahimahullah
menjelaskan bahwa makna ayat ini adalah didalam Al-Qur`an Al-Karim
terdapat obat untuk mengobati berbagai penyakit dalam hati yang
meliputi penyakit kebodohan, dan obatnya adalah berilmu dan
mendapatkan petunjuk, serta meliputi pula penyakit penyimpangan, dan
obatnya adalah mengamalkan ilmu dan petunjuk (rusyd). Dan kedua obat
itu ada dalam Al-Qur`an Al-Karim.
(Bersambung,
in sya Allah)
Sumber: www.muslim.or.id
Post a Comment