“Tasyabbuh
(meniru) orang kafir termasuk penghalang istiqomah terbesar”
Perhatikanlah,
sesungguhnya makna kaidah ini terkandung dalam firman Allah Ta'ala
berikut ini :
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah
kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat. [Al-Fatihah]
Dalam
firman Allah Ta'ala
tersebut
di atas, Allah Ta'ala
sebutkan tiga golongan, yaitu :
1.
Orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah Ta'ala
berupa
ilmu yang bermanfaat dan amal sholeh.
2.
Orang-orang yang dimurkai oleh Allah Ta'ala,
karena
rusak amal mereka, seperti yahudi yang rusak
amalan mereka. Yahudi tahu kebenaran, tapi mereka tak mengamalkannya.
3.
Orang-orang yang sesat,
karena
rusak ilmu mereka, seperti nashoro. Nashoro beramal dan beribadah
tanpa ilmu yang benar.
Dan
seseorang muslim bisa terjerumus kedalam kerusakan ilmu dengan
menyerupai nashoro, dan bisa pula ia terjerumus kedalam kerusakan
amal dengan menyerupai yahudi.
Syaikhul
Islam menamai kitabnya dengan :
اقتضَاءُ
الصِّراط المستقيم مخالفةَ أصحابِ الجحِيم
“Tuntutan
(meniti) jalan yang lurus adalah menyelisihi penduduk neraka!”,
dalam
kitab tersebut beliau ingin menjelaskan bahwa meniti jalan yang lurus
dan beristiqomah dalam beragama Islam itu tidaklah didapatkan dengan
baik kecuali dengan menghindari jalan hidup penduduk neraka.
Oleh
karena itu beliau menyebutkan dalam kitab tersebut beberapa ciri
khas Ahlul Kitab yang menjadi fitnah bagi umat Islam, dengan maksud
agar umat Islam menjauhinya serta tidak terjatuh kedalam jalan
orang-orang yang dimurkai oleh Allah Ta'ala
dan
orang-orang yang sesat.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا
بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى
لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ
اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ
فَمَنْ
“Sesunguhnya
kalian akan mengikuti kebiasaan umat-umat sebelum kalian, sejengkal
demi sejengkal, selengan demi selengan, sehingga seandainya mereka
masuk lubang dhab (sejenis kadal besar), niscaya akan kalian ikuti,”
maka para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, (maksudmu) orang-orang
Yahudi dan Nasrani?” (Jawab Rasulullah): “Siapa lagi?!”
[HR al-Bukhâri dan Muslim]1
Penutup
Di
akhir kitab Asyru
Qowa'id fil Istiqomah, sang
penulis : Syaikh
Abdur Razzaq Al-Badr hafizhahullah.
menutup kitabnya
dengan
ungkapan yang indah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah,
beliau
berkata :
أعظمُ
الكرامَةِ لزُومُ الاستقامَة
Beliau
juga berkata dalam kitabnya Al-Furqon
baina Auliya`ir Rahman wa Auliya`isy Syaithon
:
وإنَّما
غايةُ الكرامَةِ لزومُ الاستقامةِ
“Tujuan
(diberi) karomah itu hanyalah agar dapat berpegang teguh dengan
istiqomah”.
Oleh
karena itu Ibnul Qoyyim rahimahullah
menukilkan perkataan yang indah dalam
kitabnya Madarijus
Salikin:
كُن
صاحبَ الاستقامَةِ لا طالِبَ الكَرامة
، فإنَّ نفسَك متحرِّكَةٌ في طلَبِ
الكرامةِ، وربُّك يُطالبُكَ بالاستقامةِ
“Jadilah
orang yang beristiqomah, (dan) jangan menjadi pencari karomah, karena
(sifat) jiwamu itu tergerak mencari karomah, sedangkan Rabb-mu
menuntutmu untuk istiqomah!”.
Maksud
pernyataan-pernyataan di atas adalah selayaknya seorang hamba selalu
bersungguh-sungguh untuk istiqomah di atas jalan Allah yang lurus,
dan berusaha menjaga dirinya agar selalu taat kepada Allah Tabaraka
wa Ta'ala.
Penyusun
memohon kepada Allah Ta'ala
dengan
nama-Nya yang husna dan sifat-Nya yang ulya agar menganugerahkan
kepada kita keistiqomahan dalam meniti jalan-Nya yang lurus,dan
menjauhkan kita dari jalan orang-orang
yang dimurkai oleh-Nya Ta'ala
dan
jalan orang-orang yang sesat, serta menjadikan kita semua menjadi
golongan
orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya.
Penyusun
tutup risalah berseri ini dengan firman Allah yang telah penyusun
sebutkan di awal-awal risalah ini :
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ
ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ
الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
(30)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami adalah
Allah" kemudian mereka istiqomah, maka malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kalian
takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah
dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian".
نَحْنُ
أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا
تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا
مَا تَدَّعُونَ
(31)
Kamilah adalah pelindung-pelindung kalian
dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya kalian
memperoleh
apa yang kalian
inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian
minta.
نُزُلًا
مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
(32)Sebagai
hidangan (bagi kalian)
dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Q.S.
Fushshilat : 30-32].
Allah
Ta'ala berfirman
:
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ
ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
(13)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
أُولَٰئِكَ
أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا
جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(14)Mereka
itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai
balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
وصلَّى
الله وسلَّم وبارك وأنعم على عبدِه ورسولِه
نبيِّنا محمَّد وآله وصحبِه أجمعين.
وآخر
دعوانا أن الحمدُ لله ربِّ العالمين
Sumber : www.muslim.or.id
1.
Sumber:
https://almanhaj.or.id/3512-mewaspadai-budaya-budaya-jahiliyah-1.html
dengan sedikit perubahan terjemah.
2.
Karomah adalah sesuatu yang luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah
kepada wali-Nya.
3.
Madarijus Salikin,
Ibnul Qoyyim.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Post a Comment