Atasi corona dengan bertauhid yang sempurna! (3) - Makna melaksanakan tauhid dengan sempurna (tahqiiqut tauhiid)



Makna melaksanakan tauhid dengan sempurna (tahqiiqut tauhiid)

Syaikh Shaleh Alusy-Syaikh hafizhahullah , didalam kitabnya, At-Tamhiid yang merupakan syarah (penjelasan) kitab Tauhid itu, telah menjelaskan tentang definisi tahqiiqut tauhiid (pelaksanaan tauhid dengan sempurna).
Beliau menjelaskan bahwa tahqiiqut tauhiid terbagi menjadi dua tingkatan, beliau mengatakan :
Maka tahqiiqut tauhiid meliputi dua tingkatan, yaitu : tingkatan wajib dan tingkatan mustahab (sunnah). Dengan demikian, orang-orang yang melaksanakan tauhid dengan sempurna meliputi dua tingkatan pula”.

Tingkatan wajib dalam melaksanakan tauhid dengan sempurna
Syaikh Shaleh Alusy-Syaikh hafizhahullah mengatakan :

Tingkatan yang wajib adalah meninggalkan sesuatu yang wajib ditinggalkan berupa tiga perkara yang telah disebutkan sebelumnya, maka (dengan demikian tingkatan wajib itu) meninggalkan syirik -baik syirik yang samar maupun yang nampak jelas, kecil maupun besar-, meninggalkan bid'ah dan meninggalkan maksiat”.
Atau dengan kata lain, tahqiiqut tauhiid pada tingkatan yang wajib adalah membersihkan agama seseorang dari seluruh dosa, baik dosa syirik, bid'ah maupun kemaksiatan, dengan segala macamnya.

Apakah maksud “bersih dari dosa ?
Berdasarkan penjelasan di atas, inti tahqiiqut tauhiid pada tingkatan yang wajib adalah bersih dari segala dosa dengan segala macamnya!
Sedangkan maksud bersih dari dosa dengan segala macamnya (syirik, bid'ah dan maksiat) adalah seorang hamba meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur (mukaffirat) dosa.
Jadi, yang dijadikan patokan disini adalah akhir hidup seseorang, karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ.
"Sesungguhnya amalan itu hanya berdasarkan penutupnya." (HR. Al-Bukhari)
Syaikh Shaleh Alusy-Syaikh hafizhahullah mengatakan,
Maka barangsiapa yang melakukan sesuatu kemaksiatan, dosa atau bid'ah, kemudian belum bertaubat darinya, atau belum terlebur dosanya, maka ia belumlah dikatakan telah melaksanakan tauhid secara sempurna, jenis tingkatan wajib”.

Hal ini menunjukkan bahwa
العبرة بكمال النهاية ، لا بنقصان البداية

Yang dijadikan patokan adalah kesempurnaan pada akhir kehidupan dan bukan pada kekurangan di awal kehidupan”1.

Kesimpulan tingkatan wajib dalam melaksanakan tauhid dengan sempurna:
Tingkatan ini adalah tingkatan orang-orang yang bersih dari dosa, dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan keharaman”.

Tingkatan sunnah (mustahab) dalam melaksanakan tauhid dengan sempurna
Syaikh Shaleh Alusy-Syaikh hafizhahullah mengatakan :
Tingkatan Mustahab dalam tahqiiqut tauhiid -sebuah tingkatan yang mana orang-orang pentahqiiq tauhid didalamnya berbeda-beda keutamaannya dengan perbedaan yang besar- yaitu:
Tidak adanya pada hati seseorang suatu arah atau tujuan kepada selain Allah Jalla wa 'Alaa, maksudnya adalah hati menghadap kepada Allah secara totalitas, tidak terdapat kecondongan kepada selain Allah, sehingga (jika) berucap, (ikhlas) karena Allah.
(Jika) bertingkahlaku, (ikhlas) karena Allah.
(Jika) beramal, (ikhlas) karena Allah
Bahkan seluruh gerakan hatinya karena Allah Jalla Jalaaluh

Beliau juga menjelaskan bahwa sebagian ulama mengungkapkan tingkatan mustahab ini dengan :
Meninggalkan sesuatu yang tidak apa-apa (mubah) karena khawatir (berakibat) ada apa-apanya (jika dilakukan)”, maksudnya disini adalah mencakup amal hati, lisan dan anggota tubuh dzahir.

Kesimpulan tingkatan sunnah dalam melaksanakan tauhid dengan sempurna:
Tingkatan ini adalah tingkatan orang-orang yang melaksanakan perkara yang wajib dan yang sunnah serta meninggalkan keharaman, kemakruhan dan sebagian perkara yang mubah/halal”.

Demikianlah Syaikh Shaleh Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan dalam kitabnya : I'anatul Mustafid , ketika beliau menjelaskan tentang golongan As-Saabiqun bil khairaat,
Golongan yang selamat dari syirik besar dan kecil, bid'ah,serta (golongan yang) meninggalkan keharaman dan kemakruhan serta sebagian perkara yang mubah/halal.
(Disisi lain) mereka bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ketaatan, baik amal yang wajib maupun yang sunnah.
Mereka adalah orang-orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan (As-Saabiqun bil khairaat), Maka barangsiapa yang sampai pada tingkatan ini, maka ia masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab”.

Pelaksanaan tauhid dengan sempurna hakekatnya adalah pelaksanaan syahadatain
Syaikh Shaleh Alusy-Syaikh hafizhahullah , didalam kitabnya, At-Tamhiid tersebut menjelaskan hal itu sebagai berikut,
Pelaksanaan tauhid dengan sempurna, hakekatnya adalah pelaksanaan syahadatain 'Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah' , karena pada ucapan seorang Ahli Tauhid 'Laa ilaaha illallaah', terdapat tuntutan pelaksanaan tauhid dan jauh dari syirik, dengan segala macamnya,

Dan karena pada ucapannya : 'Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah' mengandung tuntutan jauh dari kemaksiatan dan bid'ah, hal itu disebabkan karena konsekwensi syahadat Muhammadar Rasulullah adalah
' Beliau ditaati dalam perkara yang beliau perintahkan, dibenarkan dalam pengkabarannya, dijauhi larangannya dan tidaklah menyembah Allah melainkan dengan Syari'at yang diajarkannya”.[At-Tamhiid: 33]

KESIMPULAN TENTANG GAMBARAN AHLI TAUHID YANG SEMPURNA
Melaksanakan tauhid dengan sempurna itu bukan hanya seoran hamba perhatian kepada menjauhi syirik dengan segala macamnya, namun tauhidnya yang sempurna itu menuntutnya untuk meninggalkan keharaman, kemakruhan dan sebagian perkara yang mubah/halal, ini semua sebagai bentuk pelaksanaan syahadatain 'Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah', yaitu ikhlas dan sesuai dengan ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam seluruh aktifitas seorang hamba, karena beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Utusan Allah dan suri teladan terbaik dalam segala hal.

Ahli Tauhid yang sempurna inilah yang mendapatkan keamanan dan petunjuk yang sempurna pula, di dunia maupun di akherat, sebagaimana telah dijelaskan pada seri artikel yang sebelumnya.

Sumber : www.muslim.co.id.


Bersambung, in sya Allah di seri :
“Bertauhid yang sempurna berarti bertawakal hanya kepada Allah dengan berusaha yang bermanfaat secara maksimal!”

1. Ucapan Syaikh Muhammad Sholeh Al-Munajjid

Tidak ada komentar